Dedi Mulyadi Soroti Banjir Puncak dan Bencana Pergeseran Tanah: Solusi Konservasi Lahan Jadi Prioritas
![]() |
Foto : CNN Indonesia |
EKSEMPLAR.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, angkat bicara terkait sejumlah bencana alam yang melanda wilayah Jabar dalam beberapa waktu terakhir.
Mulai dari meluapnya Sungai Jayanti di Kabupaten Bogor hingga pergeseran tanah di Kabupaten Tasikmalaya, Dedi menegaskan pentingnya penanganan serius untuk mencegah dampak lebih lanjut.
"Saya belum mengetahui secara pasti penyebab utama meluapnya Sungai Jayanti, namun hal ini perlu segera dikaji agar solusi yang tepat dapat diambil," ujar Dedi Mulyadi, seperti dilansir dari akun Instagram resminya pada Senin (3/3).
Meluapnya Sungai Jayanti telah menyebabkan banjir besar yang merendam pemukiman warga di kawasan Puncak Bogor.
Meski belum ada kepastian penyebab pastinya, Dedi menyoroti alih fungsi lahan sebagai salah satu faktor utama yang memperburuk kondisi lingkungan.
"Berdasarkan data yang kami miliki, lebih dari seribu hektare lahan perkebunan teh di Puncak telah beralih fungsi. Ini menjadi perhatian serius karena berpotensi memperburuk kondisi lingkungan," tegasnya.
Ia pun berencana berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti PTPN dan Perhutani Jawa Barat, untuk mengembalikan fungsi konservasi lahan yang telah berubah.
Menurut Dedi, keseimbangan ekosistem harus diprioritaskan daripada sekadar mengejar keuntungan ekonomi jangka pendek.
"Sejak zaman kolonial, Belanda menanam teh di kawasan ini bukan hanya untuk produksi, tetapi juga sebagai bagian dari upaya konservasi lingkungan dan perlindungan lahan," katanya.
Selain banjir di Puncak, Dedi juga menyoroti bencana pergeseran tanah yang terjadi di Kabupaten Tasikmalaya.
Akibat bencana tersebut, 92 kepala keluarga terdampak, dengan 55 rumah mengalami kerusakan berat serta dua sarana ibadah yang ikut terdampak.
Saat ini, 45 kepala keluarga mengungsi di kantor desa, sementara 43 lainnya memilih tinggal di rumah kerabat terdekat.
"Kami memastikan kebutuhan warga terdampak, terutama kebutuhan pokok untuk sahur dan buka puasa selama Ramadan, tetap terpenuhi," ujar Dedi Mulyadi.
Lebih lanjut, ia berharap warga yang terdampak bersedia direlokasi ke lahan yang telah disiapkan oleh pemerintah desa demi keselamatan dan keberlangsungan hidup mereka.
Dedi Mulyadi menegaskan bahwa penanganan bencana tidak bisa dilakukan secara parsial. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta sangat diperlukan untuk menciptakan solusi jangka panjang yang berkelanjutan.***