Skandal Penipuan di Pasar Ciamis: Titin, Juragan 8 Kios yang Bohongi Dedi Mulyadi
EKSEMPLAR.COM - Sebuah peristiwa menarik terjadi di Pasar Ciamis, Jawa Barat, yang melibatkan seorang pedagang bernama Titin dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Kisah ini bermula dari wawancara antara Dedi Mulyadi dengan Titin, yang kemudian berujung pada pengungkapan skandal penipuan besar-besaran.
Titin, seorang pedagang di Pasar Ciamis, awalnya mengaku kepada Dedi Mulyadi bahwa dirinya tidak memiliki modal lagi untuk berdagang karena menjadi korban kebakaran pasar pada 27 Februari 2025.
Ia bahkan sempat menangis tersedu-sedu, mengklaim telah kehilangan modal hingga Rp 600 juta.
“Habis semua (modal), gak ada yang tersisa. Itu juga Alhamdulillah diselamatin yang sebelah sama anak saya, habis tangannya kena api,” ujar Titin dalam wawancara tersebut, seperti dilansir dari TribunBogor.
Namun, fakta yang terungkap kemudian membuat publik tercengang. Ternyata, Titin bukanlah pedagang kecil yang menderita seperti yang ia gambarkan.
Faktanya, ia adalah seorang juragan yang memiliki 8 kios di Pasar Ciamis. Pengakuan ini terungkap setelah para pedagang lain memprotes klaim Titin yang dinilai berlebihan dan tidak sesuai kenyataan.
Saat disidang oleh pedagang pasar lainnya, Titin masih mencoba membela diri. Namun, tekanan dari rekan-rekannya akhirnya memaksa Titin mengakui bahwa seluruh ceritanya hanyalah rekayasa belaka.
“Bahwa saya menderita kerugian Rp 600 juta itu tidak benar. Bukan saya memiliki satu kios juga tidak benar, yang benar saya memiliki 8 kios,” kata Titin sambil menundukkan kepala.
Tidak hanya itu, video yang diunggah di kanal YouTube Dedi Mulyadi ternyata juga bukan menampilkan kios milik Titin, melainkan milik pedagang lain bernama Haji Budi.
Peristiwa ini memicu gelombang protes dari para pedagang Pasar Ciamis. Mereka merasa geram atas tindakan Titin yang dianggap mempermalukan komunitas pedagang dan menyalahgunakan kebaikan hati Dedi Mulyadi, yang dikenal sering turun langsung mendengarkan keluhan masyarakat.
“Dia pura-pura sengsara di depan Pak Dedi, padahal faktanya dia punya banyak kios. Ini sangat memalukan,” ujar salah satu pedagang pasar yang enggan disebutkan namanya.
Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi masyarakat tentang pentingnya integritas dan kejujuran.
Meskipun situasi sulit seperti kebakaran pasar memang dapat menyebabkan kerugian, tidak seharusnya hal tersebut dijadikan alasan untuk memanipulasi fakta demi keuntungan pribadi.***