EKSMPLAR.COM, Sukabumi - Foto dan video banjir bandang di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, beredar di media sosial pada hari ini, Rabu, 4 Desember 2024.
Salah satu video menunjukkan arus banjir di kawasan Pelabuhanratu yang menghanyutkan sedikitnya enam mobil.
Video lainnya memperlihatkan sebuah mobil yang mencoba menerjang arus banjir di wilayah Sagaranten, tetapi justru terseret dan terguling.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merespons cepat peristiwa tersebut.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan pihaknya sudah melakukan pengecekan di lokasi.
"Untuk perkembangan selanjutnya akan segera diinformasikan," ujarnya, seperti dikutip dari Antara.
Tim gabungan yang dipimpin Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi dan Kepala Kantor SAR Bandung telah berada di lokasi untuk melakukan penanggulangan, termasuk evakuasi warga terdampak.
Banjir dan Longsor Melanda Belasan Kecamatan
Tak hanya banjir, BPBD Sukabumi juga melaporkan kejadian tanah longsor dan pergerakan tanah yang berdampak pada sedikitnya 18 kawasan lainnya.
Hujan deras yang mengguyur wilayah Sukabumi sejak Selasa siang hingga Rabu pagi memicu meluapnya empat sungai utama.
Selain itu, bencana di darat diperparah oleh cuaca ekstrem berupa gelombang tinggi di kawasan Pantai Ujunggenteng, yang merusak puluhan kapal nelayan.
Puluhan Kapal Nelayan Rusak di Ujunggenteng
"Sebanyak 25 kapal rusak berat, 35 kapal rusak ringan, dua kapal hilang, dan satu kapal karam," ungkapnya.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Gelombang tinggi mendadak terjadi pada Senin malam, memaksa para nelayan segera mengevakuasi diri ke darat.
Efek Sirkulasi Siklonik
Erma Yulihastin, peneliti di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, menjelaskan bahwa banjir bandang di Sukabumi terjadi akibat gangguan cuaca skala sinoptik berupa sirkulasi siklonik di Samudera Hindia.
"Waspada, potensi hujan persisten masih tinggi di Jawa Barat selatan dan Banten," tulisnya melalui media sosial X, Rabu sore.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat, Rakhmat Prasetia, menambahkan bahwa curah hujan ekstrem di Sukabumi, tercatat sebesar 150,6 milimeter, juga dipengaruhi oleh bibit Siklon Tropis 95W di Laut Natuna Utara.
Awan konvektif yang menjorok dari perairan selatan Jawa Barat ke daratan menyebabkan hujan lebat sejak dinihari hingga menjelang siang.***