EKSMPLAR.COM, Jakarta - Presiden RI ke-8, Prabowo Subianto, mengadakan kunjungan resmi ke Beijing untuk bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping, pada 8-10 November 2024.
Kunjungan ini menandai penguatan hubungan strategis antara Indonesia dan China, dengan menghasilkan sejumlah kesepakatan penting yang mencakup berbagai sektor kerja sama.
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia dan China sepakat untuk mengadakan pertemuan pertama dari Mekanisme Dialog 2+2 yang akan mempertemukan Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan dari kedua negara pada 2025.
Dialog ini bertujuan untuk memperkuat komunikasi strategis tingkat tinggi dan memperluas kerja sama di bidang politik, keamanan, dan pertahanan, guna menciptakan stabilitas regional di Asia Tenggara dan sekitarnya.
Sebelumnya, pada Agustus 2024, kedua negara telah menggelar pertemuan serupa untuk memperkokoh landasan stabilitas kawasan.
Pada kesempatan itu, China secara tegas menyatakan pandangan dan kepentingannya terkait isu-isu sensitif seperti Selat Taiwan dan Laut China Selatan.
Sebagai tanggapan, Prabowo menegaskan komitmen Indonesia pada prinsip Satu China, serta menyerukan penyelesaian sengketa secara damai demi menjaga perdamaian di kawasan Laut China Selatan.
Dalam langkah yang semakin memperkuat hubungan ekonomi, Indonesia dan China menandatangani sejumlah perjanjian ekonomi dengan nilai investasi mencapai US$10 miliar atau sekitar Rp156 triliun dalam Forum Bisnis Indonesia-China yang berlangsung di Beijing pada Minggu (10/11/2024).
Kerja sama ini mencakup sektor energi terbarukan, teknologi, pangan, dan bioteknologi.
Pada kesepakatan industri, perusahaan bahan baterai China GEM dan PT Vale Indonesia juga menandatangani perjanjian pembangunan pabrik pelindian asam bertekanan tinggi di Sulawesi Tengah, yang bertujuan untuk memastikan pasokan nikel yang stabil dari Indonesia, sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia.
Nikel Indonesia sendiri kini berkontribusi sekitar 45% dari cadangan global, menjadikannya komoditas strategis dalam peralihan dunia menuju energi hijau.
Indonesia, yang memiliki cadangan bijih nikel terbesar di dunia dengan porsi mencapai 42,1% dari cadangan global, juga menjadi mitra strategis bagi China dalam memenuhi kebutuhan bahan baku industri energi bersih.
Prabowo menyatakan bahwa hubungan historis antara Indonesia dan China telah terjalin erat selama berabad-abad, dan kerja sama ini menjadi bukti komitmen kedua negara untuk mempererat hubungan dalam era globalisasi.
Selain itu, terdapat sejumlah kesepakatan kerja sama di bidang lain yang ditandatangani, antara lain:
- Protokol Persyaratan Fitosanitari untuk Ekspor Buah Kelapa Segar dari Indonesia ke China;
- Pedoman Kerja Teknis untuk Mempromosikan Perikanan Tangkap Berkelanjutan;
- Memorandum Saling Pengertian tentang Penguatan Kerja Sama Ekonomi Biru;
- Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Sumber Daya Mineral;
- Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Mineral Hijau;
- Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Bidang Sumber Daya Air;
- Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Penilaian Kesesuaian.
Kunjungan Prabowo ke China ini diharapkan dapat memperkuat kemitraan strategis antara kedua negara, terutama di tengah persaingan geopolitik yang semakin ketat di Asia Pasifik.
Kesepakatan ini juga mencerminkan komitmen Indonesia untuk terus berperan aktif dalam diplomasi ekonomi dan memperkokoh hubungan dengan mitra utama seperti China.***