Foto : Antara News |
EKSMPLAR.COM, Bekasi – Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, bersiap menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi dengan menyiagakan berbagai peralatan berat, di antaranya delapan unit mesin pompa air berkapasitas besar serta ekskavator.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari mitigasi bencana yang kerap mengancam wilayah Bekasi, terutama saat curah hujan meningkat drastis.
Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air Dinas SDABMBK Kabupaten Bekasi, Agung Mulya, mengungkapkan bahwa peralatan ini telah dipersiapkan untuk membantu proses penanggulangan bencana banjir, yang menjadi ancaman rutin bagi pemukiman padat penduduk di wilayah tersebut.
"Kami sudah menyiapkan infrastruktur pendukung dan logistik, termasuk mesin pompa portabel dan ekskavator. Kesiapan ini terutama untuk penanganan bencana hidrometeorologi yang mungkin memerlukan penanganan segera di daerah terdampak banjir,” jelas Agung Mulya saat ditemui di Cikarang pada Selasa (13/11).
Agung menambahkan bahwa kesiapan mesin pompa berkapasitas besar ini diharapkan dapat berfungsi optimal dalam mengurangi volume air yang menggenangi pemukiman.
"Kami punya delapan unit pompa dengan ukuran terbesar mencapai 150 meter kubik. Rinciannya, dua unit memiliki daya 3.000 liter per second (LPS), dua unit lainnya berkapasitas 2.500 LPS, dan empat unit berkapasitas 1.500 LPS," paparnya.
“Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menentukan teknis lapangan dalam penanggulangan bencana ini.”
Selain kesiapan peralatan, Dinas SDABMBK juga melaksanakan normalisasi sungai di berbagai aliran yang rentan banjir.
Sepanjang tahun ini, normalisasi telah mencakup total 150 kilometer di 42 aliran sungai yang tersebar di Kabupaten Bekasi.
Aktivitas ini bertujuan untuk memperlancar arus sungai dan menghindari luapan air yang kerap terjadi saat curah hujan tinggi atau debit air kiriman dari hulu meningkat.
“Pengangkatan sampah dan sedimentasi lumpur yang menumpuk di dasar sungai sangat diperlukan agar aliran air tidak terhambat. Hal ini juga mencegah kejadian kekeringan yang sering dialami lahan pertanian di masa-masa darurat kekeringan,” imbuh Agung.
Dinas SDABMBK telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi untuk meningkatkan kewaspadaan di area rawan, terutama di permukiman yang berbatasan langsung dengan aliran sungai.
"Wilayah permukiman di tepi sungai ini sangat rentan, dan perlu penanganan cepat jika permukaan air sungai mendekati batas. Kami harap masyarakat juga turut meningkatkan kewaspadaan,” tegas Agung.
Langkah mitigasi ini diharapkan bisa meminimalisir dampak banjir yang kerap melanda Kabupaten Bekasi, sekaligus memberi rasa aman bagi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana.***