Notification

×

Iklan

Iklan


Kericuhan Polemik Takhta di Keraton Kasepuhan Cirebon: Lima Orang Terluka dalam Insiden di Alun-alun Sangkala Buana

Sabtu, 05 Oktober 2024 | Oktober 05, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-10-05T15:25:13Z

 

Kericuhan Polemik Takhta di Keraton Kasepuhan Cirebon: Lima Orang Terluka dalam Insiden di Alun-alun Sangkala Buana
Foto : Beritasatu

EKSEMPLAR.COM - Terkait kericuhan yang terjadi di Alun-alun Sangkala Buana, Kasepuhan, Kota Cirebon, Jawa Barat, pada Rabu (2/10/2024) siang, hingga saat ini Polres Cirebon Kota belum memberikan keterangan resmi terkait perkembangan kasus tersebut. 


Insiden ini kembali memanas akibat polemik takhta Keraton Kasepuhan, yang diperebutkan oleh beberapa pihak.


Puluhan warga dilaporkan terlibat dalam kericuhan setelah terjadi diskusi panas tentang polemik suksesi Kesultanan Kasepuhan Cirebon, tepat di depan Keraton Kasepuhan. 


Diskusi yang awalnya bertujuan mencari jalan keluar justru berubah menjadi ajang adu fisik ketika sekelompok orang mengklaim berhak atas takhta yang saat ini diduduki oleh Sultan Pangeran Raja Adipati Luqman Zulkaedin.


Menurut saksi di lokasi, kericuhan ini dipicu oleh perselisihan tentang siapa yang layak menjadi sultan. 


Pihak yang menentang Sultan Luqman Zulkaedin diduga memprovokasi massa dengan klaim bahwa mereka memiliki hak sah atas takhta. 


Situasi pun memanas, hingga akhirnya massa menyerang sejumlah orang yang hadir dalam diskusi tersebut.

Lima Orang Terluka, Utusan Pangeran Kuda Putih Jadi Korban

Kericuhan ini tidak hanya menyebabkan ketegangan, tetapi juga menyebabkan lima orang terluka. 


Para korban diketahui merupakan utusan dari Pangeran Kuda Putih, yang mengklaim memiliki hubungan dengan pihak Kesultanan. 


Heru Nursamsi, yang mewakili Pangeran Kuda Putih, menyatakan bahwa lima orang dari timnya mengalami luka memar akibat serangan massa di lokasi kejadian.


“Terkait kejadian ini, ada pemukulan dari massa yang ada di lokasi. Sekitar lima orang dari jajaran saya terluka, terutama di bagian wajah dan leher,” ungkap Heru Nursamsi saat ditemui di Mapolres Cirebon Kota pada Rabu malam. 


Para korban telah melaporkan insiden ini ke Polres Cirebon Kota dan memberikan bukti berupa video yang merekam aksi kekerasan tersebut.


Heru menambahkan bahwa para pelaku kekerasan belum dikenali secara personal, namun mereka sudah menyerahkan bukti video kepada pihak kepolisian untuk ditindaklanjuti.


 “Kami sudah menyerahkan video yang kami terima kepada penyidik. Identitas personal para pelaku tidak kami kenal,” tambahnya.

Polemik Takhta Keraton Kasepuhan Memanas

Keraton Kasepuhan Cirebon, yang dikenal sebagai salah satu pusat kebudayaan dan sejarah di Jawa Barat, selama beberapa tahun terakhir terus dirundung polemik tentang suksesi takhta. 


Konflik ini melibatkan beberapa pihak yang mengklaim memiliki hak atas takhta tersebut, yang membuat situasi semakin rumit dan berpotensi memicu lebih banyak bentrokan di masa mendatang.


Sementara itu, masyarakat Cirebon berharap agar konflik ini segera diselesaikan melalui jalur damai dan hukum yang berlaku. 


Polres Cirebon Kota diharapkan segera merilis pernyataan resmi dan melakukan langkah-langkah tegas untuk mencegah kerusuhan lanjutan.


Hingga berita ini ditulis, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan terhadap insiden yang terjadi di Alun-alun Sangkala Buana. 


Publik menunggu dengan penuh harap agar situasi ini dapat segera diselesaikan tanpa adanya kekerasan lebih lanjut.


Informasi ini disadur dari berbagai sumber, bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca setia Eksemplar.com.*