Notification

×

Iklan

Iklan


Pilkada Majalengka 2024: Persaingan Sengit Antara PDIP dan Koalisi Golkar-PAN

Minggu, 15 September 2024 | September 15, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-09-15T14:27:08Z

 

Pilkada Majalengka 2024 Persaingan Sengit Antara PDIP dan Koalisi Golkar-PAN
Karna Sobahi dan Koko Suyoko. (Foto : TIMES Indonesia)

EKSEMPLAR.COM - Jelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Majalengka 2024 yang akan digelar pada 27 November 2024, peta politik di Kabupaten Majalengka mulai terlihat jelas. 


Berdasarkan hasil Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menguasai 16 kecamatan dari 26 kecamatan yang ada, memperkuat posisinya sebagai kekuatan politik dominan di wilayah ini.


PDIP yang dikenal dengan lambang banteng moncong putih, memiliki dukungan luas di sebagian besar wilayah Majalengka. 


Namun, dua partai besar lainnya, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Golongan Karya (Golkar), juga menunjukkan performa yang signifikan. 


Kedua partai ini masing-masing menguasai 3 kecamatan dan berpotensi menjadi pesaing serius dalam Pilkada Majalengka mendatang.


Partai-partai lain, seperti Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Demokrat, hanya menguasai satu kecamatan masing-masing. 


Meskipun demikian, hasil Pileg ini memberikan gambaran awal mengenai kekuatan politik yang mungkin mempengaruhi jalannya Pilkada.


Dua Pasangan Calon Utama Siap Bertarung


Pilkada Majalengka 2024 diprediksi akan menghadirkan persaingan ketat antara dua pasangan calon utama. 


Pasangan pertama, Karna Sobahi dan Koko Suyoko, mendapat dukungan dari koalisi tujuh partai, termasuk PDIP, PKS, PBB, Partai Ummat, PKN, Partai Buruh, dan Perindo. 


Sementara itu, pasangan Eman Suherman dan Dena Muhamad Ramdhan didukung oleh koalisi besar yang terdiri dari PAN, Gerindra, Golkar, PPP, Demokrat, NasDem, Gelora, Garuda, Hanura, Prima, PSI, dan PKB.


Ketua DPC Partai Demokrat Majalengka, Fauzan Zemsar Fuad, menjelaskan bahwa hasil Pileg tidak selalu berbanding lurus dengan Pilkada. 


Menurut Fauzan, Pilkada memiliki dinamika yang berbeda karena berbagai faktor seperti popularitas calon, kedekatan emosional dengan masyarakat, dan faktor-faktor non-politik lainnya.


"Antara Pileg dan Pilkada hasilnya tidak selalu berbanding lurus karena kepentingan yang berbeda. Di Pileg, faktor keluarga, pertemanan, dan kolega bisnis bisa berpengaruh, namun di Pilkada, faktor-faktor ini tidak terlalu dominan," ujar Fauzan.


Fauzan juga mengungkapkan bahwa meskipun pasangan Eman-Dena unggul dalam perolehan kursi parlemen dengan 28 kursi dibandingkan pasangan Karna-Koko yang hanya memiliki 22 kursi, hal ini belum tentu menjadi penentu kemenangan. 


"Popularitas dan elektabilitas calon menjadi faktor kunci, terutama karena kedua calon memiliki latar belakang sebagai mantan birokrat di lingkungan Pemerintah Daerah Majalengka," imbuhnya.


Optimisme dari PDIP dan Golkar-PAN


Di sisi lain, Sekretaris DPC PDIP Majalengka, Tarsono D. Mardiana, menyatakan keyakinannya bahwa pasangan Karna Sobahi-Koko Suyoko akan keluar sebagai pemenang di Pilkada 2024. 


Tarsono menilai bahwa masyarakat Majalengka cenderung memilih figur, bukan hanya partai, dan Karna Sobahi dianggap sebagai figur yang unggul berkat kerja nyatanya selama menjabat sebagai Bupati Majalengka.


"Di Pilkada, masyarakat lebih memilih figur daripada partai. Kami yakin Pak Karna adalah figur yang lebih unggul, dan ini memberikan peluang kemenangan yang sangat tinggi bagi kami," kata Tarsono.


PDIP, lanjut Tarsono, telah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi Pilkada 2024. Mesin partai yang kuat, serta pengalaman Karna sebagai Bupati, menjadi modal utama PDIP dalam mempertahankan dominasi politiknya di Majalengka.


Namun, koalisi Golkar-PAN dan partai-partai pendukung pasangan Eman-Dena juga tidak bisa dipandang sebelah mata. 


Popularitas Eman Suherman sebagai mantan Sekda Majalengka serta dukungan partai-partai besar di belakangnya menjadi faktor penting dalam menentukan hasil Pilkada mendatang.


Pilkada Majalengka 2024 diperkirakan akan berlangsung sengit dengan dua pasangan calon utama yang memiliki kekuatan politik dan basis massa masing-masing. 


Kekuatan PDIP di 16 kecamatan memberi Karna-Koko keunggulan awal, namun pasangan Eman-Dena yang didukung oleh koalisi besar partai tidak akan menyerah begitu saja. Popularitas dan elektabilitas calon menjadi penentu utama di luar peta kekuatan partai.


Informasi ini disadur dari berbagai sumber, bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca setia Eksemplar.com.*