Notification

×

Iklan

Iklan


PDI-P Tegaskan Batal Usung Anies Baswedan di Pilkada 2024, Ini Alasan Resminya

Jumat, 30 Agustus 2024 | Agustus 30, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-30T14:10:52Z

 

PDI-P Tegaskan Batal Usung Anies Baswedan di Pilkada 2024, Ini Alasan Resminya
Foto : DPR

EKSEMPLAR.COM — Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P, Deddy Yevri Sitorus, menegaskan bahwa partainya telah memutuskan untuk tidak mengusung Anies Baswedan dalam Pilkada 2024. 


Keputusan ini ditegaskan sebagai perintah langsung dari Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, dan bukan akibat campur tangan pihak lain, termasuk sosok yang disebut-sebut bernama "Mulyono".


Deddy menjelaskan bahwa dinamika internal partai memang terjadi menjelang pendaftaran pasangan calon kepala daerah. 


Di Jakarta, misalnya, ada aspirasi kuat dari pengurus daerah yang ingin mengusung Anies Baswedan, mengingat kiprahnya yang dianggap cukup mengesankan selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.


"Di satu sisi, DPD PDI-P DKI sangat menginginkan untuk mengusung Mas Anies karena ia dianggap sudah memahami situasi Jakarta, dan hasil Pilpres kemarin juga menunjukkan suara yang cukup bagus di sana," kata Deddy saat ditemui di Kantor DPP PDI-P, Jumat (30/8/2024) sore.


Namun, di sisi lain, sejumlah kader juga mendorong agar PDI-P mengajukan kader internalnya sendiri dalam Pilkada Jakarta. 


Menurut Deddy, sebagai ibu kota negara, Jakarta membutuhkan bukti nyata dari proses kaderisasi yang kuat di tubuh partai.


Pada akhirnya, PDI-P memutuskan untuk mengusung Pramono Anung dan Rano Karno sebagai pasangan calon dalam Pilkada Jakarta 2024. 


Keputusan tersebut, lanjut Deddy, adalah perintah langsung dari Megawati kepada Pramono Anung untuk maju dalam kontestasi tersebut.


"Saya tidak melihat adanya intervensi dari sosok bernama Mulyono. Mas Pram (Pramono Anung) pun ditanya apakah ia siap untuk berjuang, dan jawabannya adalah siap jika ditugaskan," tambah Deddy.


Pilkada Jawa Barat, Anies Tidak Masuk Radar PDI-P


Sementara itu, berbeda dengan situasi di Jakarta, Deddy menegaskan bahwa nama Anies Baswedan tidak pernah dibahas dalam internal partai untuk dicalonkan di Pilkada Jawa Barat. 


Menurutnya, isu pencalonan Anies di Jabar lebih banyak beredar di media massa dan media sosial daripada menjadi wacana internal PDI-P.


"Isu tersebut lebih merupakan narasi yang berkembang di media. Memang ada pembicaraan internal ketika narasi ini semakin gencar, tapi perhitungannya tetap bahwa Anies lebih cocok untuk wilayah Jakarta, mengingat basis pemilihnya ada di sana," jelas Deddy.


Selain itu, Deddy menilai Anies memerlukan waktu yang panjang untuk kembali memperkenalkan diri di Jawa Barat jika ingin maju sebagai calon gubernur di sana. 


Oleh sebab itu, PDI-P akhirnya memilih mengusung mantan Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata, dan artis Ronal Surapradja sebagai pasangan calon dalam Pilkada Jabar 2024.


Dinamika di Internal PDI-P Jabar


Meskipun demikian, Ketua DPD PDI-P Jawa Barat, Ono Surono, sempat mengakui bahwa partainya memang pernah mempertimbangkan untuk mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jawa Barat. 


Namun, rencana ini batal di detik-detik akhir. Ono menuding bahwa batalnya pencalonan Anies disebabkan oleh campur tangan seorang sosok misterius bernama Mulyono.


"Ada tangan-tangan dari luar yang tidak menghendaki Pak Anies diusung di Jabar. Mulyono dan gengnya," ujar Ono dalam konferensi pers di Kantor KPU Jabar, Jalan Garut, Kota Bandung, Jumat dini hari.


Meskipun demikian, Ono tidak merinci lebih lanjut mengenai siapa sebenarnya sosok Mulyono tersebut dan upaya apa yang dilakukannya untuk menjegal pencalonan Anies.


Ono menambahkan bahwa Anies sempat menjadi pilihan karena ia merupakan figur nasional yang lahir di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. 


Selain itu, rekam jejak Anies di Jakarta yang dinilai sukses dalam pembangunan kota megapolitan membuatnya dianggap mampu membawa perubahan di Jawa Barat.


Keputusan PDI-P untuk tidak mengusung Anies Baswedan dalam Pilkada 2024, baik di Jakarta maupun Jawa Barat, merupakan hasil dari pertimbangan internal partai dan perintah langsung dari Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri. 


Meskipun terdapat dinamika yang cukup kompleks di dalam partai, PDI-P akhirnya memutuskan untuk mengusung kader internalnya sendiri di kedua wilayah tersebut.


Informasi ini disadur dari berbagai sumber, bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca setia Eksemplar.com.*