Cirebon, Eksemplar.com – Pemerintah Kabupaten Cirebon meluncurkan aplikasi SiPEPEK sebagai langkah strategis untuk membantu warga miskin yang belum terdaftar dalam BPJS PBI baik APBN maupun APBD.
Aplikasi SiPEPEK diharapkan dapat menjadi solusi praktis bagi masyarakat miskin yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan layanan kesehatan.
Menurut Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cirebon, Dra. Indra Fitriani, SiPEPEK dirancang untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan yang diperlukan, serta sebagai upaya untuk menuntaskan kemiskinan ekstrem di wilayah tersebut.
“Kami berupaya mengentaskan kemiskinan, minimalnya masyarakat kategori miskin bisa mengakses layanan dan kebutuhannya terpenuhi,” ujarnya.
SiPEPEK memungkinkan warga miskin yang belum memiliki BPJS PBI untuk memaksimalkan layanan kesehatan yang tersedia.
Ini adalah langkah penting dalam memastikan bahwa semua lapisan masyarakat dapat memperoleh layanan dasar yang memadai.
Namun, aplikasi yang telah diperkenalkan sejak 2022 ini kini menjadi perbincangan hangat di media sosial, khususnya di platform X.
Istilah "SiPEPEK" menjadi trending karena konotasinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), di mana "PEPEK" diartikan sebagai alat kelamin wanita.
Diskusi mengenai pelafalan yang benar—apakah menggunakan vokal 'E' seperti pada kata "MEJA" atau "MEKAR"—juga mengemuka, menambah dinamika pembicaraan.
Hingga berita ini ditulis, belum ada konfirmasi resmi terkait pelafalan dan intonasi dari pihak Dinas Sosial.
Hal ini diharapkan dapat segera dijelaskan dalam bentuk video resmi untuk menghindari kesalahpahaman.
Dinas Sosial juga menghimbau masyarakat agar tidak menggunakan jasa calo dalam pengurusan berkas, melainkan memanfaatkan aplikasi SiPEPEK untuk kemudahan dan transparansi.
Informasi ini disadur dari berbagai sumber, bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca setia Eksemplar.com.*
